Langsung ke konten utama

Kisah Setelahnya

Ketika masa putih abu - abuku habis. 
Kisah cintaku juga habis. 
Ketika masuk awal perkuliahan
Kisah baru pun juga menghampiri.

Seandainya aja dahulu aku tau, 
bahwa cintaku hanya indah sesaat di putih abu - abu. 
Memang benar adanya, berakhir mengabu. 
Ah, sungguh nahas sekali rupanya. 
Aku pun tak tahu mengapa begitu yakin, 
bahwa yang sesaat itu akan menjadi selamanya. 

Aku jujur, cinta itu emang indah. 
Bergantung pada siapa kamu sedang mencinta. 
Tapi jangan mencinta, kalau tak siap buat patah hati. 
Karena dari pertemuan akan ada perpisahan. 
Entah berpisah secara tragis atau baik baik saja, 
atau mungkin bisa menjadi akhir yang berlanjut bahagia. 
Semua bergantung pada orang yang kita cintai dan Tuhan. 

Ya, kini aku sedang tidak siap untuk patah hati. 
Patah hati yang lalu terlalu berat. 
Hingga mau bangun kembali pasti jatuh lagi. 
Sudah, lebih baik ku bereskan dahulu, 
supaya ketika patah kembali,
Aku sudah siap menerima kehilangan kembali.

#010719

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sewajarnya

Manusia datang dan pergi,  Dengan berbagai alasan. Ada yang permisi,  Ada pula yang pergi begitu saja.  Hidup tidak bisa bergantung dengan manusia Karena raga dan jiwa manusia sulit ditebak.  Niscaya, siapa yang tahu hati manusia?  Berkawan lah sewajarnya,  Mencintai lah sewajarnya  Karena esok belum tentu,  Dia yang kau cinta,  Dan dia yang kau sayang memiliki perasaan yang sama tiap harinya. Hari ini aku belajar sewajarnya.  -aku yang tidak percaya akan cinta. #CF

Hujan Risau

Kini hujan membangunkan ku Kini hujan menemaniku Hujan membawa ku hanyut Dalam rintikan dawai seirama Hujan dan malam senyawa dengan dinginnya sepi Hujan dan malam menyatu tiada berkutik Waktu tak berdetik cepat Seakan waktu menghitung tiap rintikan hujan Hujan menemaniku dalam risaunya rindu Hujan seakan menertawakan ku Hujan seakan menteriakan ku Akan besarnya petir yang akan datang Hujan...

Tidak Penting

  Tidak penting Dua kata namun sangat menyakitkan Katamu, katanya, dan kata mereka Ceritaku sangat tidak penting Aku berpikir, apa aku terlalu banyak bicara? Sampai - sampai kata "tidak penting", Menjadi sebuah bumerang bagiku Sejujurnya, aku hanya tidak tahu saja Bagaimana mengekspresikan apa yang ada dihatiku Aku hanya mampu bercerita dengan jelinya Sehingga mungkin membuat pendengarku tidak nyaman Lain kali, aku hanya menjadi telinga Biar kalian menjadi bibirnya, aku bisu Aku berpikir, lebih baik diam dan mendengar Daripada mengatakan yang tidak penting untuk didengar Aku hancur, jujur Namun tidak apa, aku hanya harus terbiasa Terbiasa untuk mendengar dan menyimpan ceritaku sendiri Apa aku tidak cukup pandai bercerita? Atau mereka hanya ingin didengar tanpa mendengar kembali? Aku sadar, yang mengerti diri kita hanya diri sendiri Kadang bercerita apa yang terjadi hari ini, dimalam hari Membuat dadaku sesak, menjadi lega setelahnya Maaf atas segala ce