Aku. Kamu. Dia. Melanjutkan hari sekolah seperti biasanya dan berulang terus menerus tanpa henti. Aku rindu. Sosok pria yang di idam-idamkan wanita lain. Lantas, siapa yang harus ku idamkan? Ketika semua Rama telah ditemukan oleh Sinta-nya masing - masing? Seketika menoleh sosok Romeo yang selama ini kucari, terpaksanya aku memilih dia. Hari berganti hari. Aku menjadi kian suka dengannya. Romeo. laki-laki dewasa bertubuh atletis hanya saja berbeda jurusan dengan ku, Stevano. Iya, Stevano. Tapi itu semua hanya angan. Cintaku tak pernah dibalas. Tak terbalaskan. Tak apa. Lain kali aku akan mencoba menjadi biasa saja dengannya. Tak ada lagi surat. Tak ada lagi coklat. Tak ada lagi aku yang akan mengejarmu. Disisi lain. Buat apa bersedih? Bukan untuk ku. Cukup sudah penantian selama setahun penuh. Berlari membuat ku jenuh juga. Lunglai kaki seakan melayang. Inikah yang dinamakan pupus? Sudahlah. Biarkan aku mengadu tentang kepatah-hatian ini kepada Tuhanku. Kelak aku berharap
Seorang yang ingin menuangkan tulisannya lewat puisi - puisi bertakjub hal yang mungkin pernah dilupakan.