Langsung ke konten utama

Kita yang Beda

selamat sore senja
terimakasih telah menemani ku mengukir cerita
cerita cinta yang amat terpuruk
bukan karena sakit tapi karena perbedaan

Aku dan kamu sama
Ya tepat kita manusia
kita punya hati
kita punya rasa
kita punya iman
kita punya Tuhan

cinta itu tumbuh
entah bagaimana ceritanya
ku tahu kau pasti ingat
tentang apa yang akan jadi akhir dari cerita cinta kita?

Tuhan, hati ku teriak
bukan karena tersakiti
tapi karena rasa cinta yang tumbuh
bukan dari insan yang sama
kita berbeda, Tuhan.

ketika kau mempertemukan yang berbeda menjadi satu
apakah akan menyatu atau berpisah?
hati ku gundah Tuhan
mencintai manusia dari Tuhan yang berbeda

Tuhan mu dan Tuhan ku
tak bisa jadi satu
di dunia ini kita berbeda, sayang.

Restu ilahi dan orang tua
akan menjadi beban untuk kita berdua, sayang.

kenapa kita berkenalan?

nyatanya kau tau Tuhan ku dan Tuhan mu berbeda
Lantas nasi telah menjadi bubur
kenangan akan kah tetap jadi kenangan?
atau kenangan akan menjadi suatu mukjizat?

apakah jawaban sang ilahi pada ku?

aku hanya dapat berdoa, kau pun juga.
aku melipat tangan dan kau bersujud,
berharap kelak perbedaan tidak terjadi diantara kita.

Jawaban Tuhan, tiada yang tahu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sewajarnya

Manusia datang dan pergi,  Dengan berbagai alasan. Ada yang permisi,  Ada pula yang pergi begitu saja.  Hidup tidak bisa bergantung dengan manusia Karena raga dan jiwa manusia sulit ditebak.  Niscaya, siapa yang tahu hati manusia?  Berkawan lah sewajarnya,  Mencintai lah sewajarnya  Karena esok belum tentu,  Dia yang kau cinta,  Dan dia yang kau sayang memiliki perasaan yang sama tiap harinya. Hari ini aku belajar sewajarnya.  -aku yang tidak percaya akan cinta. #CF

Hujan Risau

Kini hujan membangunkan ku Kini hujan menemaniku Hujan membawa ku hanyut Dalam rintikan dawai seirama Hujan dan malam senyawa dengan dinginnya sepi Hujan dan malam menyatu tiada berkutik Waktu tak berdetik cepat Seakan waktu menghitung tiap rintikan hujan Hujan menemaniku dalam risaunya rindu Hujan seakan menertawakan ku Hujan seakan menteriakan ku Akan besarnya petir yang akan datang Hujan...

Tidak Penting

  Tidak penting Dua kata namun sangat menyakitkan Katamu, katanya, dan kata mereka Ceritaku sangat tidak penting Aku berpikir, apa aku terlalu banyak bicara? Sampai - sampai kata "tidak penting", Menjadi sebuah bumerang bagiku Sejujurnya, aku hanya tidak tahu saja Bagaimana mengekspresikan apa yang ada dihatiku Aku hanya mampu bercerita dengan jelinya Sehingga mungkin membuat pendengarku tidak nyaman Lain kali, aku hanya menjadi telinga Biar kalian menjadi bibirnya, aku bisu Aku berpikir, lebih baik diam dan mendengar Daripada mengatakan yang tidak penting untuk didengar Aku hancur, jujur Namun tidak apa, aku hanya harus terbiasa Terbiasa untuk mendengar dan menyimpan ceritaku sendiri Apa aku tidak cukup pandai bercerita? Atau mereka hanya ingin didengar tanpa mendengar kembali? Aku sadar, yang mengerti diri kita hanya diri sendiri Kadang bercerita apa yang terjadi hari ini, dimalam hari Membuat dadaku sesak, menjadi lega setelahnya Maaf atas segala ce