Langsung ke konten utama

Cerita Apa Hari Ini? #2

Aku. Kamu. Dia. 

Melanjutkan hari sekolah seperti biasanya dan berulang terus menerus tanpa henti. Aku rindu. Sosok pria yang di idam-idamkan wanita lain. Lantas, siapa yang harus ku idamkan? Ketika semua Rama telah ditemukan oleh Sinta-nya masing - masing? 
Seketika menoleh sosok Romeo yang selama ini kucari, terpaksanya aku memilih dia. 
Hari berganti hari. Aku menjadi kian suka dengannya. Romeo. 
laki-laki dewasa bertubuh atletis hanya saja berbeda jurusan dengan ku, Stevano. Iya, Stevano.
Tapi itu semua hanya angan. Cintaku tak pernah dibalas. Tak terbalaskan. Tak apa. Lain kali aku akan mencoba menjadi biasa saja dengannya. Tak ada lagi surat. Tak ada lagi coklat. Tak ada lagi aku yang akan mengejarmu. 

Disisi lain. Buat apa bersedih? Bukan untuk ku. Cukup sudah penantian selama setahun penuh. Berlari membuat ku jenuh juga. Lunglai kaki seakan melayang. Inikah yang dinamakan pupus? 
Sudahlah. Biarkan aku mengadu tentang kepatah-hatian ini kepada Tuhanku. Kelak aku berharap Rama ku bisa datang secepat mungkin. Lantaran, hari sudah terlalu lapuk menyendiri. 
Terkadang kita butuh sosok teman menemani hari, tapi kita punya sekat untuk menyendiri.

#nextpost..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sewajarnya

Manusia datang dan pergi,  Dengan berbagai alasan. Ada yang permisi,  Ada pula yang pergi begitu saja.  Hidup tidak bisa bergantung dengan manusia Karena raga dan jiwa manusia sulit ditebak.  Niscaya, siapa yang tahu hati manusia?  Berkawan lah sewajarnya,  Mencintai lah sewajarnya  Karena esok belum tentu,  Dia yang kau cinta,  Dan dia yang kau sayang memiliki perasaan yang sama tiap harinya. Hari ini aku belajar sewajarnya.  -aku yang tidak percaya akan cinta. #CF

Hujan Risau

Kini hujan membangunkan ku Kini hujan menemaniku Hujan membawa ku hanyut Dalam rintikan dawai seirama Hujan dan malam senyawa dengan dinginnya sepi Hujan dan malam menyatu tiada berkutik Waktu tak berdetik cepat Seakan waktu menghitung tiap rintikan hujan Hujan menemaniku dalam risaunya rindu Hujan seakan menertawakan ku Hujan seakan menteriakan ku Akan besarnya petir yang akan datang Hujan...

Tidak Penting

  Tidak penting Dua kata namun sangat menyakitkan Katamu, katanya, dan kata mereka Ceritaku sangat tidak penting Aku berpikir, apa aku terlalu banyak bicara? Sampai - sampai kata "tidak penting", Menjadi sebuah bumerang bagiku Sejujurnya, aku hanya tidak tahu saja Bagaimana mengekspresikan apa yang ada dihatiku Aku hanya mampu bercerita dengan jelinya Sehingga mungkin membuat pendengarku tidak nyaman Lain kali, aku hanya menjadi telinga Biar kalian menjadi bibirnya, aku bisu Aku berpikir, lebih baik diam dan mendengar Daripada mengatakan yang tidak penting untuk didengar Aku hancur, jujur Namun tidak apa, aku hanya harus terbiasa Terbiasa untuk mendengar dan menyimpan ceritaku sendiri Apa aku tidak cukup pandai bercerita? Atau mereka hanya ingin didengar tanpa mendengar kembali? Aku sadar, yang mengerti diri kita hanya diri sendiri Kadang bercerita apa yang terjadi hari ini, dimalam hari Membuat dadaku sesak, menjadi lega setelahnya Maaf atas segala ce